Selasa, 21 Juni 2016

BIOMEKANIK PADA HIP JOINT


Biomekanik Pada Hip Joint


Hip joint merupakan triaxial joint, karena me-miliki 3 bidang gerak. Hip joint juga merupakan hubungan proksimal dari extremitas inferior. Dibandingkan dengan shoulder joint yang konstruksinya untuk mobilitas, hip joint sangat stabil yang konstruksinya untuk menumpuh be-rat badan. Selama berjalan, gaya dari extremitas inferior ditransmisikan keatas melalui hip ke pelvis & trunk, dan aktivitas extremitas inferior lainnya. Dalam suatu gerak fungsional, terjadi hubu-ngan antara pelvic girdle dan hip joint à pelvic girdle akan mengalami tilting dan rotasi selama gerakan femur. Hubungan tersebut hampir sama dengan hubu-ngan scapula dengan shoulder joint, perbedaan-nya adalah scapula kiri & kanan dapat bergerak bebas sedangkan pelvic hanya dapat bergerak sebagai satu unit.
Hip joint dibentuk oleh caput femur yang kon-veks bersendi dengan acetabulum yang konkaf. Hip joint adalah ball and socket (spheroidal) triaxial joint. Acetabulum terbentuk dari penyatuan os ilium, ischium, dan pubis. Seluruh acetabulum dilapisi oleh cartilago hyaline, & pusat acetabulum terisi oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup oleh membran synovial.

Jaringan fibrokartilago yang melingkar datar di acetabulum disebut dengan labrum acetabular, yang melekat disekeliling margo acetabulum. Labrum acetabular menutup cartilago hyaline & sangat tebal pada sekeliling acetabulum dari-pada pusatnya à hal ini menambah kedalaman acetabulum. Acetabulum terletak di bagian lateral pelvis, menghadap ke lateral, anterior & inferior.
Caput femur secara sempurna ditutup oleh cartilago hyaline. Pada pusat caput femur terdapat lubang kecil yang dinamakan dengan fovea capitis à tidak ditutup oleh cartilago hyaline. Caput femur membentuk sekitar 2/3 dari suatu bola. Caput femur berbentuk spherical dan mengha-dap kearah anterior, medial dan superior. Hip joint diperkuat oleh kapsul sendi yang kuat, ligamen iliofemoral, pubofemoral, dan ischiofemoral. Hip joint juga diperkuat oleh ligamen transver-se acetabular yang kuat & bersambung dengan labrum acetabular. Ligamen teres femoris merupakan ligamen triangular yang kecil, melekat pada apex fovea capitis dekat pusat caput femur ke tepi ligamen acetabular.
Ligamen teres femoris berfungsi sebagai pe-ngikat caput femur ke bagian bawah acetabu-lum dan memberikan stabilisator yang kuat didalam sendi (intraartikular). Stabilisator bagian luar dihasilkan oleh 3 liga-men yang melekat pada collum/neck femur yaitu : ligamen iliofemoral, pubofemoral & is-chiofemoral. Ligamen iliofemoral disebut juga ligamen “Y”, karena arah serabut mirip huruf Y terbalik. Ligamen iliofemoral memperkuat kapsul sendi bagian anterior. Ligamen pubofemoral terdiri dari ikatan serabut yang kecil pada kapsul sendi bagian medial anterior dan bawah. Ligamen ischiofemoral merupakan ligamen triangular yang kuat pada bagian belakang kapsul.
Otot-otot pada Hip Joint
Hip joint diperkuat oleh otot-otot panggul dan paha. Otot-otot panggul dan paha terdiri atas otot one-joint dan two joint.
Group Otot            One-Joint                        Two-Joint
Anterior                   Iliopsoas                          Rectus femoris
Sartorius
Medial                     Pectineus
Adductor magnus
Adductor longus
Adductor brevis         Gracilis
Posterior                 Gluteus maximus
Deep rotator             Semimembranosus
Semitendinosus
Biceps femoris
Lateral                      Gluteus medius
Gluteus minimus        Tensor fascia latae
Sudut pada Hip Joint
Sudut inklinasi adalah sudut yang dibentuk antara axis neck femur dan shaft femur (nor-malnya 125o). Jika sudut inklinasi lebih besar dari normal disebut dengan coxa valga, jika lebih kecil dari normal disebut dengan coxa vara. Torsion adalah sudut yg dibentuk oleh axis transversal condylus femur dan axis neck femur (normalnya 8 – 25o atau 12o). Peningkatan sudut torsion disebut dengan ante-version (shaft femur berotasi ke medial).
Penurunan sudut torsion disebut dengan retro-version (shaft femur berotasi ke lateral).
Gerakan pada Hip
Karena hip joint merupakan triaxial joint maka terdapat 3 pasang gerakan yang terjadi pada hip joint.
Gerakan tersebut adalah fleksi – ekstensi, ab-duksi – adduksi, external rotasi – internal rotasi
Gerakan yang paling luas adalah fleksi hip dan yang paling terbatas adalah ekstensi/hipereks-tensi hip.
1. Fleksi Hip
Fleksi hip adalah gerakan femur ke depan da-lam bidang sagital.
Jika knee lurus, maka gerakan fleksi hip diba-tasi oleh ketegangan otot hamstring.
Pada gerak fleksi yang luas, pelvis akan back-ward tilt untuk melengkapi/menyempurnakan gerakan pada hip joint.
2. Ekstensi/hiperekstensi Hip
Extensi adalah gerakan kembali dari fleksi.
Hiperekstensi adalah gerakan femur ke bela-kang dalam bidang sagital.
Gerakan ini sangat terbatas, kecuali para dan-cer dan akrobat yang memungkinkan terjadi rotasi femur keluar sehingga gerakannya cukup luas.
Faktor penghambat hiperekstensi hip adalah ketegangan ligamen iliofemoral pada bagian depan sendi.
Keuntungan dari keterbatasan gerak ini adalah sendi menjadi sangat stabil untuk weight bearing (menumpuh berat badan) tanpa mem-butuhkan kontraksi otot yang kuat.
3. Abduksi
Abduksi adalah gerakan femur ke samping da-lam bidang frontal sehingga paha bergerak jauh dari midline tubuh.
ROM Abduksi yang lebih besar dapat terjadi jika femur berotasi keluar.
Abduksi dibatasi oleh otot-otot adduktor dan li-gamen pubofemoral.
4. Adduksi
Adduksi adalah gerakan kembali dari abduksi.
Hiperadduksi hanya dapat terjadi jika tungkai sisi kontralateral digerakkan keluar.
Pada hiperadduksi yang luas, ligamen teres femoris menjadi tegang.
5. External/Lateral Rotasi
External rotasi adalah suatu rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar keluar.
External rotasi juga merupakan suatu rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-putar kedalam.
ROM external rotasi biasanya lebih besar daripada internal rotasi
6. Internal/Medial Rotasi
Internal rotasi adalah gerak rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar kedalam.
Internal rotasi juga merupakan gerak rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-putar keluar.
ROM internal dan external rotasi dipengaruhi oleh derajat torsi femoral (terputarnya femur pada axis longitudinal sehingga salah satu ujungnya berotasi kedalam terhadap ujung lainnya).
7. Diagonal Adduksi/Abduksi
Diagonal adduksi adalah suatu gerakan ke depan dari posisi abduksi paha dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh penu-runan external rotasi.
Diagonal abduksi adalah suatu gerakan ke samping dari posisi fleksi hip dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh external rotasi.

http://www.ilmufisioterapi.net/240/biomekanik-pada-hip-joint.html

Sistem Rangka Tubuh pada Manusia


SISTEM RANGKA TUBUH MANUSIA

A. PENGERTIAN RANGKA TUBUH MANUSIA
Rangka (skelet) merupakan susunan tulang-tulang yang berkesinambungan, tidak dapat dilihat dari luar tubuh karena ditutupi oleh daging (otot) yang berperan dalam melindungi organ dalam  tubuh yang lunak. Jumlah tulang pembentuk rangka pada manusia lebih kurang 206 ruas tulang. Rangkaian tulang-tulang inilah yang membuat manusia dapat berdiri tegak.
B. FUNGSI KERANGKA TUBUH MANUSIA
Selain sebagai penunjang tubuh manusia untuk berdiri tegak, rangka memiliki beberapa peran penting lainnya, yakni:
a. Memberi bentuk pada tubuh;
b. Tempat perlekatan daging (otot) dan jaringan;
c. Tempat penyimpanan mineral (terutama fosfor dan kalsium) dan energi;
d. Tempat pembentukan sel darah merah (eritrosit) , sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit);
e. Sebagai alat gerak pasif. Artinya rangkaian tulang ini tidak bergerak, melainkan gerakan dapat terjadi jika adanya kontraksi atau relaksasi dari otot yang melekat pada tulang;
f. Melindungi organ-organ vital tubuh, seperti:
  • Jantung, paru-paru dilindungi oleh tulang rusuk (costae) dan tulang dada (sternum)
  • Otak dilindungi oleh tulang kepala (cranium)

 C. MACAM MACAM KERANGKA TUBUH MANUSIA
Rangka tubuh manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular. Berikut ulasan lanjut mengenai kedua macam rangka tersebut, diantaranya:

a. Rangka Aksial, merupakan susunan tulang yang letaknya sejajar dengan sumbu tubuh. Rangka Aksial terdiri atas:

1. Tulang tengkorak (Cranium), terdiri dari tulang tempurung kepala, tulang wajah, dan tulang telinga.

Tulang tempurung kepala berfungsi sebagai pelindung otak, terdiri dari:
·         1 tulang dahi
·         2 tulang ubun-ubun
·         2 tulang pelipis
·         1 tulang kepala belakang
·         2 tulang baji
·         2 tulang tapis

Tulang-tulang penyusun tulang wajah, meliputi:
·         2 tulang rahang atas
·         2 tulang rahang bawah
·         2 tulang air mata
·         2 tulang langit-langit
·         2 tulang pipi
·         2 tulang hidung

2. Tulang belakang (Verterbrae)terdiri dari 7 ruas tulang leher (servikal), 12 ruas tulang punggung (toraks), 5 ruas tulang pinggang (lumbal), 5 ruas tulang kelangkang (sacrum), dan 4 ruas tulang ekor (coccigeus). Meskipun tulang kelangkang dan tulang ekor terdiri atas beberapa ruas, namun masing masing tulang menyatu seakan membentuk satu ruas.
3. Tulang rusuk (Costae) dan tulang dada (Sternum), kedua tulang ini berperan dalam melindungi struktur lunak yang terletak di dalam rongga dada (thoraks).
Tulang rusuk terdiri atas 7 pasang tulang rusuk sejati (costae vera), 3 pasang tulang rusuk palsu (costae spuria), dan 2 pasang tulang rusuk melayang (costae fluctuantes).
Sedangkan tulang dada terdiri atas tiga bagian yakni taju pedang ( xifoid), bagian hulu (manubrium) yang berfungsi sebagai tempat melekatnya tulang selangka, dan bagian badan (gladiolus) yang berfungsi sebagai tempat melekatnya tulang rusuk sejati.
b. Rangka Apendikular, merupakan susunan tulang anggota tubuh yang terdiri atas rangka apendikular bagian atas dan bagian bawah.
  • Rangka apendikular atas, terdiri atas gelang bahu (pectoral girdle) dan tulang tangan.  Gelang bahu terdiri atas 2 tulang belikat (scapula) yang berhubungan dengan tulang rusukdan 2 tulang selangka (clavicula) yang menghubungkan tulang selangka dengan tulang dada.Tulang tangan sendiri terdiri dari 2 tulang tangan atas (humerus), 2 tulang hasta (ulna), 2 tulang pengumpil (radius), 16 tulang pergelangan tangan (carpal), 10 tulang telapak tangan (metacarpal), dan 28 tulang jari tangan (phalanges).
  • Rangka apendikular bawah, terdiri atas tulang panggul (pelvic girdle) dan tulang kaki.Gelang panggul tersusun atas 5 ruas tulang, meliputi 2 tulang usus (illium), 2 tulang kemaluan (pubis), dan 2 tulang duduk (ischium). Sedangkan tulang kaki terdiri atas 60 ruas tulang, diantaranya 2 tulang paha (femur), 2 tulang lutut (patella), 2 tulang betis (fibula), 2 tulang kering (tibia), 14 tulang pergelangan kaki (tarsal), 10 tulang telapak kaki (metatarsal),dan 28 tulang jari kaki (phalanges).

D. MACAM MACAM TULANG PENYUSUN RANGKA
Rangka manusia tersusun atas beberapa macam tulang. Setiap tulang dikelompokkan kedalam golongan tertentu ditinjau dari beberapa hal, meliputi jenis, bentuk, dan letak tulang tersebut.
a.    Jenis-jenis tulang
Jenis tulang sangat beragam jika dilihat dari sifat fisk dan jaringan penyusun tulang itu sendiri. Adapun tulang-tulang yang masuk golongan ini, yaitu:

1. Tulang rawan
Tulang rawan dikenal juga dengan istilah kartilago. Tulang rawan tersusun atas sel tulang rawan yang disebut kondrosit. Tulang rawan bersifat sangat lentur karena kaya akan serat kolagen (perekat) dan miskin zat kapur. Seiring bertambahnya usia, tulang rawan ini akan menjadi kurang lentur akibat proses penulangan. Namun tidak semuanya mengalami proses tersebut. Hingga usia dewasa maupun dewasa tua, tulang rawan masih dapat dijumpai pada hidung, persendian, daun telinga, dan antar ruas tulang belakang.

2. Tulang sejati
Orang awam sering menyebut tulang sejati sebagai tulang keras. Berbeda dengan tulang rawan yang lentur, tulang ini bersifat keras karena dipengaruhi oleh sel-sel penyusunnya yang terdiri dari sel-sel tulang yang disebut osteosit. Sifat keras ini membuat tulang ini berperan penting dalam menyusun sitem rangka. Selain itu, tulang ini juga kaya zat kapur dan sedikit mengandung serat kolagen, berbeda halnya dengan tulang rawan.
Komponen terpenting yang terdapat pada tulang sejati ialah suatu saluran yang berfungsi untuk mengangkut sari makanan dan O2 pada sel tulang. Saluran ini dikenal dengan saluran harvers yang kaya akan pembuluh darah di dalamnya.

b.   Bentuk-bentuk Tulang
Bentuk-bentuk tulang penyusun rangka manusia ada yang pipih, berbentuk pipa, pendek, bahkan tak beraturan. Berikut ini uraian lanjut mengenai bentuk-bentuk tulang:

1. Tulang pipih
Tulang ini disebut tulang pipih karena bentuknya yang memang pipih atau tipis. Tulang ini kaya akan sumsum merah yang mengisi ronga-rongga kecil yang ada di dalamnya. Peran penting tulang ini ialah sebagai tempat pembentukan sel-sel darah, baik sel darah merah maupun sel darah putih.
Contoh tulang pipih: tulang tengkorak, tulang kering, tulang panggul, tulang rusuk, dan tulang belikat.

2. Tulang pipa
Tulang ini berbentuk sepeti pipa dengan rongga besar dipusatnya dan rongga-rongga kecing di kedua ujungnya yang menggembung. Rongga besar pada tulang pipa berisi sumsum kuning kaya lemak yang berfungsi sebagai cadangan makanan (pembentukan sumsum merah). Sedangkan rongga kecil berisi sumsum merah yang berfungsi sebagai tempat produksi sel darah. Tulang dalam golongan ini seperti tulang paha, tulang pengumpil, tulang kering,  dan tulang betis.

3. Tulang pendek
Disebut tulang pendek karena bentuknya yang pendek dan bulat dengan rongga-rongga kecil di dalamnya. Rongga-ronga kecil ini berperan dalam produksi sel-sel darah, sehingga tak heran rongga ini kaya akan sumsum merah. Tulang-tulang yang masuk kategori ini, meliputi tulang pergelangan tangan dan kaki, tulang tempurung lutut, ruas-ruas tulang belakang.

4. Tulang tak beraturan
Tulang ini disebut tak beraturan karena bentuknya yang memang tidak bisa dideskripsikan/tidak beraturan. Contohnya seperti pada tulang wajah.

c.    Letak-letak Tulang
Jika ditinjau berdasarkan letak-letak tulang penyusun sistem rangka, maka tulang dapat dibagi menjadi 3 golongan, yakni tulang kepala (tengkorak), tulang badan, dan tulang anggota gerak.
  • Tulang kepala (tengkorak) terdiri dari tulang-tulang penyusun tempurung kepala dan tulang-tulang penyusun wajah.
  • Tulang badan terdiri dari tulang-tulang penyusun rangka aksial (penyusun tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk), tulang-tulang penyusun rangka apendikular atas (tulang penyusun gelang bahu), dan tulang-tulang-tulang penyusun rangka apendikular bawah (penyusun tulang panggul).
  • Tulang anggota gerak terdiri dari tulang-tulang penyusun rangka apendikular atas dan rangka apendikular bawah. Tulang penyusun rangka apendikular yang dimaksud ialah tulang-tulang yang menyusun tulang anggota gerak atas (tulang tangan). Sedangkan tulang-tulang penyusun rangka apendikular bawah yang dimaksud yakni tulang-tulang yang menyusun tulang anggota gerak bawah (tulang kaki).
Untuk informasi lebih rinci mengenai tiap-tiap tulang penyusun rangka aksial maupun rangka apendikular, kalian dapat membaca kembali pembahasan di atas pada poin macam-macam rangka pada manusia.

1. Hubungan Antar Tulang (Persendian)
Sendi merupakan tempat perhubungan antara dua tulang yang menyebabkan tulang dapat digerakkan, dibelokkan, dilipat, ditekuk, dan diputar. Tanpa adanya sendi, mustahil tulang sebagai struktur jaringan yang keras akan dapat dibelokkan tanpa resiko patah. Namun, perlu diketahui tidak semua sendi memiliki sifat gerak yang sama. Berdasarkan sifat dan fungsinya, sendi terdiri atas:

1. Sendi mati (sinatrosis), suatu perhubungan antar tulang namun tidak memungkinkan terjadinya gerakan, seperti persendian tulang tengkorak;

2. Sendi kaku (amphiatrosis), suatu perhubungan antar tulang yang hanya memungkinkan sedikit gerak. Contohnya persendian antara tulang rusuk dan tulang dada;

3. Sendi gerak (diatrosis), suatu perhubungan antar tulang yang pergerakannya bebas, dapat berupa gerakan satu arah, dua arah, maupun ke segala arah. Berdasarkan arah pergerakannya, sendi ini dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
  • Sendi engsel, persendian yang pergerakannya hanya satu arah dan menyerupai engsel pintu. Contoh: persendian siku;
  • Sendi pelana, persendian dengan pergerakan dua arah (samping dan depan). Contoh: persendian pada ibu jari;
  • Sendi peluru, persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contoh: persendian antara tulang panggul dengan tulang paha;
  • Sendi putar, nama lain sendi ini ialah sendi gulung. Prinsip kerja sendi ini yakni terdiri dari dua tulang, dimana satu tulang sebagai poros sedangkan tulang yang yang lain berputar mengelilingi poros tersebut. Contoh: Persendian antara tulang pengumpil dengan tulang hasta.

2. Pemeliharaan Rangka
Pemeliharaan tulang sangatlah penting, mengingat komponen pembentuk sistem rangka yang menunjang tubuh dapat berdiri tegak adalah rangkaian tulang-tulang. Jika pemeliharaan rangka tidak adekuat, maka dapat menyebabkan kelainan pada pertumbuhan tulang-tulang pembentuk rangka. Berikut ini beberapa contoh kelainan pada tulang akibat pemeliharaan rangka yang tidak efisien.
  • Lordosis, keadaan tulang belakang yang bengkok ke arah depan/dalam dikarenakan kebiasaan duduk yang dominan condong ke depan.
  • Skoliosis, keadaan tulang belakang yang bengkok ke arah samping yang biasanya menyerupai huruf S. Penyebabnya ialah kebiasaan membawa beban berat pada satu sisi tubuh.
  • Kifosis, keadaan tulang belakang yang bengkok ke arah belakang/luar akibat kebiasaan sering membungkung ataupun membawa beban berat di bagian punggung.

Selain kelainan pada tulang, ada penyakit-penyakit tertentu yang dapat merusak rangka akibat pemeliharaan tulang yang tidak baik, contohnya seperti polio, rakitis, rematik, osteoporosis, TBC tulang, dan beberapa penyakit lain.
Oleh karena itu, yang dapat dilakukan dalam upaya pemeliharaan tulang pembentuk rangka, diantaranya:
  • Makan-makanan bergizi, terutama yang kaya kalsium dan vitamin D, seperti ikan dan susu;
  • Membiasakan sikap tubuh yang benar, baik saat berdiri, duduk, maupun saat membawa beban;
  • Jika membawa beban berat pada salah satu sisi bahu, upayakan untuk bergantian antara kiri dan kanan;
  • Hindari diri dari mengangkat beban yang melebihi batas kemampuan;
  • Olahraga secara teratur dalam upaya menyehatkan dan mneguatkan tulang.




http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fugsi-Tulang-Penyusun-Kerangka-Tubuh-Manusia-Adalah.html

Sabtu, 18 Juni 2016

Parkinson Gait


PARKINSON GAIT


1.     Definisi Parkinson Gait
Penyakit Parkinson gait adalah penyakit susunan saraf yang serius dan berlangsung progressif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan. Ditandai gerakan tubuh abnormal sebagai akibat dari kegagalan otak mengatur dan mengkoordinasi fungsi otot tersebut dan karakteristik yang muncul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan),tremor,dan kekakuan otot
Penyakit Parkinson terjadi ketika sekitar 80% sel yang mmenbentuk substansia nigra hilang, dan dikarenakan tubuh kita khususnya otak kekurangan zat yang disebut dopamine di gagnglia basalis. Dopamine adalah mediator yang dibutuhkan otak untuk mengatur dan mengkoordinasi kapan dan jenis gerakan yang harus dilaksanakan oleh otot. Normalnya, dopamine dihasilkan oleh sel-sel saraf tertentu di otak, bila sel saraf tersebut rusak sehingga produksi dopamine berkurang maka kemampuan otak mengatur dan mengkoordinasi gerakan akan terganggu dengan risiko timbul gerakan yang abnormal. Penyakit ini biasanya terjadi pada dekade keenam atau ketujuh kehidupan.
Penyakit ini adalah penyakit neurodegeneratif yang paling sering terjadi pada individu dewasa. Walaupun ada sedikit pengaruh genetik pada perkembangan, penyakit parkinson tampak sangat terbatas pada penyakit dini (sebelum usia 50 tahun).  Jumlah penderita penyakit ini meningkat drastis suesuai usia sampai kira-kira 1 per 200 pada usia diatas 70 tahun.
2.          Etilogi Parkinson Gait
Penyakit Parkinson Gait disebabkan oleh berkurangnya dopamine dalam otak yang menyebabkan aktivitas otak tidak bisa berfungsi normal. Penyebab menurunnya dopamine hingga kini bisa belum diketahui. Tapi beberapa faktor yang bisa memicu penurunan dopamine ini adalah:
  •  Faktor keturunan. Mutasi genetik tertentu bisa menyebabkan meningkatnya risiko terkena penyakit Parkinson. Diduga ada gen yang tidak sehat yang disalurkan kepada anak oleh orang tua, tapi hal ini sangat jarang terjadi.
  •  Faktor lingkungan. Racun tertentu yang berada di lingkungan bisa meningkatkan risiko terkena penyakit Parkinson, misalnya pestisida, herbisida, asap kendaraan bermotor, dan polusi pabrik. Tapi risikonya cukup kecil dan belum ada bukti kuat yang bisa dikaitkan dengan penyakit Parkinson.

Terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan munculnya gejala utama dari penyakit Parkinson, seperti :tremor,otot kaku, melambatnya gerakan.
 Tapi faktor-faktor ini hanya menimbulkan gejala Parkinson dan tidak berarti orang yang mengalaminya menderita penyakit Parkinson. Faktor yang dimaksud adalah:
  • Efek samping obat-obatan. Ada beberapa obat yang bisa mengakibatkan munculnya                   gejala Parkinson seperti tremor dan otot yang kaku.Stroke. 
  • Jika terjadi serangan stroke yang parah, beberapa bagian otak bisa tidak berfungsi lagi.
  • Gangguan otak lainnya yang bersifat progresif.

3.       Patofisiologi Parkinson Gait
  Penyakit parkinson gait terjadi ketika sel saraf atau neuron di dalam otak yang disebut substansia nigra mati atau menjadi lemah. Secara normal sel ini menghasilkan bahan kimia yang penting di dalam otak yang disebut dopamine. Dopamine adalah suatu bahan kimia yang dapat menghantarkan sinyal-sinyal listrik diantara subtansia nigra dan di sepanjang jalur sel saraf yang akan membantu menghasilkan gerakan tubuh yang halus. Ketika kira-kira 80% sel yang memproduksi dopamine rusak, gejala penyakit parkinson akan nampak.
4.       Tanda dan Gejala Parkinson Gait
Penyakit Parkinson terjadi ketika sel-sel saraf di otak yang menghasilkan neurotransmitter dopamine mulai mati. Penting mengetahui tanda-tanda awal penyakit ini karena orang kerap tidak tak menyadari mereka memiliki Parkinson dan tahu-tahu penyakit itu telah berkembang.Saat mengalami gejala-gejala utama Parkinson, seperti tremor dan kekakuan akan kehilangan 40 sampai 50 persen dari produksi neuron dopamin. Memulai pengobatan dini memungkinkan untuk mempertahankan kehilangan dalam jumlah besar.
         Berikut ini 10 tanda awal penyakit Parkinson:
  1.  Hilangnya indera penciuman
  2.  Sulit tidur
  3.  Mengalami sembelit dan problem berkemih.
  4. Kurangnya ekspresi wajah
  5.  Nyeri pada leher
  6.  Lambat saat menulis
  7.  Perubahan suara
  8.  Lengan tidak berayun bebas
  9.   Berkeringat secara berlebihan
  10. Perubahan suasana hati dan kepribadian 
  •       Gejala Penyakit Parkinson

Gejala penyakit Parkinson sangat individual, karena penyakit berkembang lambat dan bertahap sehingga pada stadium awal sering tidak terdeteksi. Gejala motorik pada Penyakit Parkinson :
1.    Tremor
Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi metakarpofalangeal, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam atau gerakan memilin (pil rolling). Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng, mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating tremor).
2.      Rigiditas (Kekakuan)
Gerakan yang kaku membuat penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. Untuk mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi pendek-pendek.Kekakuan terjadi karena adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh gerakan, hal ini oleh karena meningkatnya aktifitas motorneuron alfa, adanya fenomena roda gigi (cogwheel phenomenon).
3.    Akinesia/Bradikinesia
4. Hilangnya reflek postural (lost of postural reflexes)  berupa elevasi mata (Oculogyric crises spasme), atau kombinasi elevasi mata dan kepala 
5.     Analisa jalan bagi penderita Parkinson Gait

Pada parkinsonism (sindrom parkinson) ciri utama gaya berjalan adalah adanya akselerasi yang involunter. Ciri lainnya adalah hilangnya ayunan tangan, terhenti saat ada hambatan di jalan, tergesa-gesa saat memulai langkah. Untuk membantu diagnosis dapat mencari ciri parkinsonism lainnya, yaitu tremor, dan ekspresi wajah  (mask-like) dan dalam gait ini, pasien akan mengalami kekakuan dan bradikinesia. Ia akan membungkuk dengan kepala dan leher ke depan, dengan fleksi pada lutut, otot yang tegang dan lengan tidak mengayun saat berjalan. Seluruh ekstremitas atas juga dalam keadaan fleksi, tetapi jari-jari biasanya dalam keadaaan ekstensi  pada persendian interfalangel.Otot kaki pada penderita Parkinson menunjukkan pengurangan dalam aktivasi otot tibialis anteriror dalam sikap awal dan fase ayunan awal dan akhir, dan pengurangan pada otot trisep surae. Sedangkan pada otot Quadriceps dan otot Hamstring di sisi lain menunjukkan aktivasi berkepanjangan pada fase gaya berjalan, ini berarti bahwa pasien parkinson memiliki kekakuan pasif lebih tinggi dari pergelangan kaki. Sendi kaku akan menyebabkan postural abnormal bergoyang pada pasien Parkinson. Pasien nantinya akan berjalan agak lambat dengan langkah-langkah kecil dikenal dengan sebutan marche a petit pas (berjalan dengan langkah-langkah kecil) dan pasien menyeret kakinya saat berjalan sehingga pasien mengalami kesulitan memulai dan megakhiri langkah. Selain itu pasien mengalami  kesulitan   berbalik  arah  atau  ‘en   bloc’  (tidak  dapat  berbalik arah dengan mulus, melainkan dengan gerakan yang kaku dan gagap). Pasien terkandang akan menunjukkan kecenderungan tanpa sadar untuk melangkah lebih cepat, yang dikenal sebagai festination. Gait ini terlihat pada penyakit Parkinson atau kondisi lain yang menyebabkan parkinsonisme, seperti efek samping dari obat-obatan. 

Berikut cara berjalan bagi penderita Parkinson







http://www.alodokter.com/penyakit-parkinson   
http://penyakitparkinson.com/patofisiologi-penyakit-parkinson/
http://dokita.co/blog/penyakit-parkinson/
https://m.tempo.co/read/news/2012/02/25/060386328/10-tanda-awal-penyakit-parkinson
http://dokudok.com/ketrampilan-klinis/jenis-jeniis-gait-patologis/
http://www.slideshare.net/zameezowl/parkinson-51480402

Jumat, 17 Juni 2016



BIOMEKANIK SHOULDER JOINT


1. Anatomi Fungsional Dan Biomekanik


   a. Shoulder joint



Gerakan-gerakan yang terjadi digelang bahu dimungkinkan oleh sejumlah sendi yang saling berhubungan erat, misalnya sendi kostovertebral atas, sendi akromioklavikular, permukaan pergeseran skapulotorakal dan sendi glenohumeral atau sendi bahu. Gangguan gerakan dalam sendi bahu sering mempunyai konsekuensi untuk sendi-sendi yang lain di gelang bahu dan sebaliknya.
Sendi bahu dibentuk oleh kepala tulang humerus dan mangkok sendi, disebut cavitas glenoidalis. Sendi ini menghasilkan gerakan fungsional sehari-hari seperti menyisir, menggaruk kepala, mengambil dompet, dan sebagainya atas kerjasama yang harmonis dan simultan dengan seni-sendi lainnya. Cavitas glenoidalis sebagai mangkok sendi bentuknya agak cekung tempat melekatnya kepala tulang humerus dengan diameter cavitas glenoidalis yang pendek kira-kira hanya mencakup sepertiga bagian dan kepala tulang sendinya yang agak besar, keadaan ini otomatis membuat sendi tersebut tidak stabil namun paling luas gerakannya.
Beberapa karakteristik dari pada sendi bahu yaitu : perbandingan antara permukaan mangkok sendinya dengan kepala sendi tidak sebanding, kapsul sendinya relative lemah. Otot-otot pembungkus sendi relative lemah seperti otot supraspinatus, infraspinatus, teres minor, dan subscapularis, gerakan paling luas, tetapi stabilitas sendi relatif kurang stabil. Dengan melihat keadaan sendi tersebut, maka sendi bahu lebih mudah mengalami gangguan fungsi dibandingkan dengan sendi lainnya.



b. Kapsul sendi
Kapsul sendi terdiri atas dua lapisan :
1)        Kapsul sinovial (lapisan bagian dalam)
Dengan karakteristik mempunyai jaringan fibrokolagen agak lunak dan tidak memiliki saraf reseptor dan pembuluh darah. Fungsinya menghasilkan cairan sinovial sendi dan sebagai transfomator makanan ke tulang rawan sendi. Bila ada gangguan pada sendi yang ringan saja, maka yang pertama kali yang mengalami gangguan fungsi adalah kapsul sinovial, tetapi karena kapsul tersebut tidak memiliki reseptor nyeri, maka kita tidak merasa nyeri apabila ada gangguan, misalnya pada artrosis sendi.
2)        Kapsul fibrosa
Karakteristiknya berupa jaringan fibrous keras dan memiliki saraf reseptor dan pembuluh darah. Fungsinya memelihara posisi dan stabilitas sendi, dan memelihara regenerasi kapsul sendi.

2. Biomekanika sendi bahu
Ditinjau dari aspek gerak maka sendi bahu dapat dibagi menjadi dua, yaitu gerak secara osteokinematika dan arthrokinmeatika.

a.Gerakan osteokinematika

  •       Gerakan fleksi
Yaitu gerakan lengan ke depan, ke arah atas mendekati kepala, bergerak pada bidang sagital dan axisnya melalui pusat caput humeri dan tegak lurus bidang sagital. Otot penggerak utamanya adalah otot deltoid anterior dan otot supraspinatus dari 0 – 90 derajat, sedangkan untuk 90 – 180 derajat di bantu oleh otot pectoralis mayor, otot coracobrachialis, dan otot bicep brachii.

  •        Gerakan ekstensi

    Yaitu gerakan lengan ke belakang yang menjauhi dari posisi anatomis, bergerak pada bidang sagital. Otot penggerak utamanya adalah latissimus dorsi dan teras mayor. Sedankan pada gerakan hiper ekstensi teres mayor tidak berfungsi lagi, hanya sampai 90 derajat dan digantikan fungsinya oleh deltoid posterior.
  •    Gerakan abduksi

Yaitu gerakan pada bidang frontal dengan axisnya horisontal. Otot penggerak utamanya adalah otot deltoid midle dan supraspinatur. Abduksi sendi bahu meliputi tiga fase, yaitu: abduksi 0o – 90o akan diikuti gerakan eksternal rotasi. Otot-otot yang berkerja pada fase ini adalah deltoid, seratus anterior, dan trapezius ascenden desenden. Gerakan ini dihambat oleh adanya tahanan peregangan dari latisimus dorsi dan pektoralis mayor. Abduksi 120o – 180o melibatkan otot deltoid, trapezius dan erector spine. Gerakan ini dikombinasikan abduksi, fleksi dan vertebra.

  •        Gerakan adduksi
Yaitu suatu gerakan yang merupakan kebalikan dari gerakan abduksi. Otot penggerak utamanya adalah pectoralis mayor dibantu oleh otot latisimus dorsi, teres mayor serta otot sub scapulari. Luas gerak sendinya pada bidang frontal.

  •     Gerakan abduksi horizontal
Yaitu gerakan lengan yang mendekati tubuh dalam posisi abduksi lengan 90o dan mencapai jarak gerak sendi 45o yang dimulai posisi anatomis.

  •     Gerakan adduksi horizontal
Yaitu gerakan lengan yang menjauhi tubuh dalam posisi abduksi lengan 90o dan mencapai jarak gerak sendi 145o yang dimulai posisi anatomis.

  •      Gerakan eksorotasi
Yaitu gerakan sepanjang axis longitudinal yang melalui caput humeri. Gerakan ini dilakukan oleh otot infraspinatus, teres mayor dan deltoid posterior.

  •      Gerakan endorotasi

Yaitu suatu gerakan yang merupakan kebalikan dari gerakan eksorotasi. Gerakan ini dilakukan oleh otot sub scapularis, pectoralis mayor, latisimus dorsi dan teres mayor

  •     Gerakan sirkumduksi

Yaitu gerakan yang merupakan kombinasi dari semua gerakan di atas.




b.Gerakan arthrokinematika


Pada gerakan arthrokinmeatika meliputi dua gerakan roll dan slide. Roll adalah suatu gerakan sendi dimana perubahan jarak titik kontak pada suatu permukaan sendi sama besarnya dengan perubahan jarak titik kontak permukaan sendi lawannya. Sedangkan slide adalah suatu gerakan sendi dimana hanya ada satu titik yang selalu kontak dengan titik-titik yang selalu berubah pada permukaan sendi lawannya.



Pada sendi bahu meliputi :
  1. Pada gerakan endorotasi caput humeris roll searah dengan gerakan endorotasi dan slidenya ke posterior.
  2. Pada gerakan abduksi caput humeris roll searah dengan gerakan abduksi dan slidenya ke caudal.
  3. Pada gerakan eksorotasi caput humeris roll searah gerak eksorotasi dan slide ventral agak medial


(http://dokumen.tips/documents/biomekanik-shoulder-joint.html)